Jakarta - Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) Jawa Barat kembali menggelar acara 
tahunan dengan menampilkan karya-karya terbaru desainernya. Peragaan mode yang bertajuk Fashion '11: Fashioning Daily Life, memamerkan rangkaian busana siap pakai dari 18 desainer.
Pagelaran akbar yang digelar di Ballroom hotel Hilton pada Rabu (27/4/2011) malam itu, sekaligus merayakan 10 tahun berdirinya APPMI Jawa Barat. Malam itu, APPMI Jawa Barat juga memberikan penghargaan kepada Eddy P. Chandra, anggota dan desainer senior kota Bandung yang telah konsisten memberikan karya-karya terbaiknya selama 37 tahun pada dunia mode tanah air.
Kali ini tema besar yang diangkat adalah 'Fashioning Daily Life', desain yang proses ataupun wujudnya menyerap aktifitas kehidupan sehari-hari, baik dalam lingkup sosial maupun profesional. Setiap desainer menampilkan inspirasi tersebut ke dalam 10 set koleksi rancangan.
"Kami berusaha untuk ramah terhadap lingkungan dengan cara yang berbeda. Para desainer APPMI membuat busana dari inspirasi dari kehidupan sehari-hari,"ujar Deden Siswanto, ketua APPMI Jawa Barat.
Fashion '11: Fashioning Daily Life diikuti oleh 18 desainer anggota lama dan dua desainer anggota baru, Komilia Ersan dan Eva Tamizela. Sedangkan 18 desainer senior tesebut antara lain, Deden Siswanto, Eddy P. Chandra, Ferry Sunarto, Harry Ibrahim, Harry Lam, Hennie Noer, Herman Nuary, Irna Mutiara, Iva Lativah, Jennij Tedjasukmana, Jimmy Fei Fei, Ledie Suwandie, Malik Moestaram, Misan, Nuniek Mawardie, Rebecca Ing, dan Suzan Zhuang.
Para desainer tersebut mencoba untuk menampilakan rangkaian busana siap pakai, walau beberapa diantaranya ditemui juga koleksi adibusana yang penuh detail dan berpotongan extravagan. Koleksi busana siap pakai ini, dinamani 'ready to wear deluxe'.
Deden Siswanto, contohnya, terusan draperi yang santai dibuat tampil mewah dengan digital print luar angkasa dan padu padan material lain seperti buku dan sequin. Nuansa eclectic pun terasa begitu kental dalam rankaian busananya tersebut.
Begitu juga dengan koleksi busana dari Jimmy Fei Fei yang avant garde. Bertemakan 'Mask on Fire', Jimmy tampilkan kemeriahan sirkus dalam warna-warna monokrom. Korset penuh bordir, terusan asimetris, jubah besar berpayet dan hiasan kepala yang berukuran besar terlihat mendominasi koleksi JImmy malam itu.
Tidak hanya busana berpotongan extravagan saja yang mengundang decak kagum para pecinta mode. Beberapa koleksi busana muslim pun ikut menarik perhatian.
Sebut saja koleksi dari Herman Nuary yang menyajikan gamis berbahan velvet gelap dengan detail bebatuan dan layering. Penampilan koleksi busana muslim tersebut semakin istimewa berkat hiasan kepala berupa turban yang tinggi.
Berbeda dengan rancangan dari Hennie Noer yang mengedepankan gamis berpalet lembut dengan sentuhan modern dan budaya Jepang. Bertemakan 'Fabulous Woman', Hennie menghadirkan busana yang terbuta dari kain tenun dan bordir sebagai ornamen.
Rangakaian pagelaran 'fashioning Daily Life' ditutup oleh peragaan busana dari penasehat APPMI, Ferry Sunarto yang karyanya mendapat inspirasi dari pasar burung tradisional. Kebaya serta motif batik sengaja diangkat untuk menekankan busaya tradisonal namun tetap berkesan edgy dan modern.
tahunan dengan menampilkan karya-karya terbaru desainernya. Peragaan mode yang bertajuk Fashion '11: Fashioning Daily Life, memamerkan rangkaian busana siap pakai dari 18 desainer.Pagelaran akbar yang digelar di Ballroom hotel Hilton pada Rabu (27/4/2011) malam itu, sekaligus merayakan 10 tahun berdirinya APPMI Jawa Barat. Malam itu, APPMI Jawa Barat juga memberikan penghargaan kepada Eddy P. Chandra, anggota dan desainer senior kota Bandung yang telah konsisten memberikan karya-karya terbaiknya selama 37 tahun pada dunia mode tanah air.
Kali ini tema besar yang diangkat adalah 'Fashioning Daily Life', desain yang proses ataupun wujudnya menyerap aktifitas kehidupan sehari-hari, baik dalam lingkup sosial maupun profesional. Setiap desainer menampilkan inspirasi tersebut ke dalam 10 set koleksi rancangan.
"Kami berusaha untuk ramah terhadap lingkungan dengan cara yang berbeda. Para desainer APPMI membuat busana dari inspirasi dari kehidupan sehari-hari,"ujar Deden Siswanto, ketua APPMI Jawa Barat.
Fashion '11: Fashioning Daily Life diikuti oleh 18 desainer anggota lama dan dua desainer anggota baru, Komilia Ersan dan Eva Tamizela. Sedangkan 18 desainer senior tesebut antara lain, Deden Siswanto, Eddy P. Chandra, Ferry Sunarto, Harry Ibrahim, Harry Lam, Hennie Noer, Herman Nuary, Irna Mutiara, Iva Lativah, Jennij Tedjasukmana, Jimmy Fei Fei, Ledie Suwandie, Malik Moestaram, Misan, Nuniek Mawardie, Rebecca Ing, dan Suzan Zhuang.
Para desainer tersebut mencoba untuk menampilakan rangkaian busana siap pakai, walau beberapa diantaranya ditemui juga koleksi adibusana yang penuh detail dan berpotongan extravagan. Koleksi busana siap pakai ini, dinamani 'ready to wear deluxe'.
Deden Siswanto, contohnya, terusan draperi yang santai dibuat tampil mewah dengan digital print luar angkasa dan padu padan material lain seperti buku dan sequin. Nuansa eclectic pun terasa begitu kental dalam rankaian busananya tersebut.
Begitu juga dengan koleksi busana dari Jimmy Fei Fei yang avant garde. Bertemakan 'Mask on Fire', Jimmy tampilkan kemeriahan sirkus dalam warna-warna monokrom. Korset penuh bordir, terusan asimetris, jubah besar berpayet dan hiasan kepala yang berukuran besar terlihat mendominasi koleksi JImmy malam itu.
Tidak hanya busana berpotongan extravagan saja yang mengundang decak kagum para pecinta mode. Beberapa koleksi busana muslim pun ikut menarik perhatian.
Sebut saja koleksi dari Herman Nuary yang menyajikan gamis berbahan velvet gelap dengan detail bebatuan dan layering. Penampilan koleksi busana muslim tersebut semakin istimewa berkat hiasan kepala berupa turban yang tinggi.
Berbeda dengan rancangan dari Hennie Noer yang mengedepankan gamis berpalet lembut dengan sentuhan modern dan budaya Jepang. Bertemakan 'Fabulous Woman', Hennie menghadirkan busana yang terbuta dari kain tenun dan bordir sebagai ornamen.
Rangakaian pagelaran 'fashioning Daily Life' ditutup oleh peragaan busana dari penasehat APPMI, Ferry Sunarto yang karyanya mendapat inspirasi dari pasar burung tradisional. Kebaya serta motif batik sengaja diangkat untuk menekankan busaya tradisonal namun tetap berkesan edgy dan modern.
sumber : wolipop
Tidak ada komentar:
Posting Komentar